Benarkah Belajar Motor Harus Mulai dari Model Matik?

Umum individu Indonesia bersekolah membawa alat secara autodidak. Menjadi alat apakah yang terdapat di balai, dipakai bagaikan (alat) angkutan les dini berkendara di jalan arteri umum.
Lazimnya, terdapat individu yang bersekolah dari alat bagai matik di muka. Selepas geladir, kontemporer maju lapisan ke alat unggas, kalakian bontot ke alat sama kopling petunjuk.
Tetapi citra bersekolah berkendara secara berangsur-angsur berasas bagai alat yang disebutkan sebelumnya apakah akurat?
Head of Safety Riding Promotion Alat angkut Bagus Indah ngomongin, buat bersekolah alat kenyataannya enggak patut berangsur-angsur dari jurusan bagai alat.
“Yang disarankan adalah mulai belajar dari cc yang terkecil dahulu agar tidak membahayakan,” kata Bagus menjelang Kompas.com, Jumat (26/5/2023).
Maksudnya, bagai alat enggak berimbas, becus aja individu melantas bersekolah dari alat unggas maupun kopling. Amat berharga, daya serap mesinnya enggak melantas yang membelokkan besar, tetapi sejak dari yang mungil.
“Misal mulai dari 110cc, jika langsung belajar moge 1.000cc, bagi pemula tentu berbahaya. Mengenai jenis matik atau manual, tidak ada aturan,” celoteh Bagus.
Dapat dibayangkan jikalau mode berkendara itu upgrade kubikasi mesinnya. Seluruhnya dimulai dari alat yang cc-nya mungil, jikalau matik amsal dari 100cc, lantas 150cc, kalakian 250cc, lalu ke skutik sama cc di berasaskan 500cc.
Semacam itu lagi sama alat gerak badan yang menggunakan kopling. Bersekolah yang berangsur-angsur ini melaksanakan sopir kelar sama kepesatan tenaga dari alat yang mesinnya makin besar, menjadi enggak tercengang.